Minggu, September 29, 2013

Kenapa mesti ulangan?

Buat anak-anak sekolah mah gabakal gatau apa itu ulangan. Iya itu satu kata kalo udah diucapkan sama guru lalu, tanpa pikir panjang kali lebar sama dengan luas murid sekelas langsung bermuka garang, kaget dan seakan ga percaya ibarat hampir kiamat.
Yang masih dipirin kenapa mesti dinamain ulangan?
Padahal kata ulang itu berarti mengerjakan berkali-kali, melakukan hal yang sama berkali-kali terus cuman ditambahi akhiran -an. Sama aja kan intinya berulang. Dan biasanya mesti disetiap ulangan bakal ada nilai ketuntasan yang mesti dicapai, kalo ga tuntas alias lulus bakalan disuruh remidi. Terus remidi juga buat apa? Bukankah remidi juga mengulangi untuk memperbaiki? Kalo udah gitu kembali pembahasan arti diatas. Bingung? SAMA!

Jadi menurut gue, harusnya dulu itu ga dinamain ulangan. Dinamain hadiahan gitu, kan biar menarik ntar murid gabakalan suntuk.
Terus masalah soal, biasanya ada yang pilgan (pilihan ganda) sama essay.

Rata-rata kebanyakan mesti pada milih yang pilgan, kenapa? Ya menurut gue aja. Haha. Analisisnya gini deh, untuk sisi positifnya biar kita milihnya gampang walaupun terkadang ngawur, blur, salah fokus. Tergantung pemilihnya kan, kalo yang dipilih bener mau sih tinggal jadian *nylimur*
Sisi yang lainnya gini, kalo kita udah baca soal bahkan hampir lima puluh kali ga ngerti mesti milih jawaban a,b,c,d atau e yang kalo dibaca juga intinya sama malah tambah mumet. Tapi kan biasanya ada tuh cara seperti ngitungin kancing baju, terus cap cip cup milih mana yang bener, atau bahkan ngitungnya sama seperti udah berapa lama jomblo kalo sesuai umur misal 16 tahun sama aja kalian mesti cap cip cup sebanyak 5760. Kui GA PENTING! HAHA.


Kalo yang essay menurut gue malah tambah bikin mumet nya jadi kuadrat. Bayangin aja, eh gaperlu dibayangin deh kan udah real. Liat aja kalian mesti baca kan soalnya yang Jelaskan, Sebutkan, Beri alasannya kenapa masih jomblo aja terus Beserta contohnya masing masing minimal 5! Yaelah, kui yo soal?

Tapi bagaimanapun soal yang ada diulangan mesti kita jawab. Masalah remedial mah belakangan, yang penting tuliskan nama ku dihatimu jawaban di kertas putih biar ga keliatan bego amat. Dan belajar adalah kuncinya dan perlengkapannya seperti buku catetan, bolpen, kenangan mantan, dan sebagainya.. Itupun tak luput sama doa kepada Tuhan, karena hanya Tuhan lah yang maha sebagainya.

Udah ya, salam buat yang sering ulangan. Belajar gih!
Apapun analisa dari pembahasan ulangan gue diatas hanyalah postingan belaka, apabila ada yang ingin berkomentar silakan dibawah. Dan jika ada kesakitan setelah membaca ini coba hubungi penulisnya siapa tau jodoh :)
-kartini-



Kamis, September 12, 2013

Upaya Terakhirku...

-Melupakan sebagian upaya dimana untuk tidak menghilangkan tetapi berupaya seolah hilang-

Saat senja bersapa pada mega aku mungkin salah satunya yang enggan untuk meninggalakan. Waktu sesingkat itu dimana kamu hanya singgah sejenak dan hilang berganti malam.
Selayaknya guguran daun kering yang mudah begitu cepatnya dapat berpindah posisi. Padahal belum sempat kita menikmati senja bersama, kamu telah bersapu pada angin. Meninggalkan ku terbang sendirian menuju tempat entah berantah.
Kecewa ini mengalahkan kilatnya angin yang menggiring mu. Mengecewakan atas tidak adanya sedikit usaha bertahan mu. Bisa dibilang saat itu hanya aku seorang diri berusaha melawan mencoba menarik mu agar bertahan. Namun keputusan itu menyadarkan ku bahwa pilihanmu pergi meninggalkan.
Bisa apa aku? Menangisimu?  Menoleh sedikit ke arah ku saja kamu enggan, seolah aku layak diperlakukan seperti itu. Lantas apa daya juga, aku hanya sehelai daun tanpa pohon tanpa ranting. Aku tertiup kesana kemari tanpa tujuan. Andai angin memiliki sopir, sungguh aku ingin untuk diantarkan sama seperti tujuan mu. Tetapi itu hanya keinginan basi tak terwujud, melupakan mu itulah upaya terakhirku…

Rabu, September 04, 2013

Dia


Kini aku memiliki ladang subur kebahagiaan. Dengan tandusnya tanah yang dulu, kini mulai gembur. Bukan karena hujan melainkan hal-hal kecil yang semula tak ku hiraukan.
Perlahan setiap hari ada taburan benih-benih perhatian, lewat sapaan selamat pagi dan tak lupa untuk jangan lupa sarapan. Semula ladangku cukup cuek menerima. Entah darimana ada hal yang dapat menuntunnya untuk selalu menengok sebentar, mungkin kesabaran. Lalu benih itu memasuki setengah dari tanah, aku sebagai ladang cukup dapat menerima tanpa harus memberikan pesan.
Benih perhatian itu semakin tumbuh ke dalam, pagi sore disirami dengan tidak bosan. Tak lupa setiap malam menjelang merawatku untuk beristirahat dengan tidak larut dalam hal-hal berat. Hingga sekarang mulai tumbuh tunas kecil pertanda ladangku memberikan sedikit respon. Aku ingin taburan benihnya bermekaran.  Apa salah jika pencitraan ladang ini ku jadikan harapan?
Aku ingin bahagia, lewat perhatian yang dia berikan. Dia melihat apa adanya dari sisi ku yang seakan ku sempurna. Menjadikan ladang indah penuh aroma warna warni bermekaran. Melewati hari dan berusaha bersama untuk tidak membuatnya menjadi tandus lagi. Rajin menyirami lewat penjagaan dan kasih sayang dia. Melindungi dengan pagar iman dia sebagai tameng untuk pilihan terbaik bersama. Dan aku ingin benar-benar mekar bersamanya. Dia.