-Melupakan sebagian upaya dimana untuk tidak menghilangkan tetapi berupaya
seolah hilang-
Saat senja
bersapa pada mega aku mungkin salah satunya yang enggan untuk meninggalakan.
Waktu sesingkat itu dimana kamu hanya singgah sejenak dan hilang berganti
malam.
Selayaknya
guguran daun kering yang mudah begitu cepatnya dapat berpindah posisi. Padahal belum
sempat kita menikmati senja bersama, kamu telah bersapu pada angin.
Meninggalkan ku terbang sendirian menuju tempat entah berantah.
Kecewa ini
mengalahkan kilatnya angin yang menggiring mu. Mengecewakan atas tidak adanya sedikit
usaha bertahan mu. Bisa dibilang saat itu hanya aku seorang diri berusaha
melawan mencoba menarik mu agar bertahan. Namun keputusan itu menyadarkan ku
bahwa pilihanmu pergi meninggalkan.
Bisa apa aku?
Menangisimu? Menoleh sedikit ke arah ku
saja kamu enggan, seolah aku layak diperlakukan seperti itu. Lantas apa daya
juga, aku hanya sehelai daun tanpa pohon tanpa ranting. Aku tertiup kesana
kemari tanpa tujuan. Andai angin memiliki sopir, sungguh aku ingin untuk
diantarkan sama seperti tujuan mu. Tetapi itu hanya keinginan basi tak
terwujud, melupakan mu itulah upaya terakhirku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar